SAR FLAVONOID
Dalam sistem penomoran senyawa flavonoid ini secara umum dimulai dari cincin C dan A dengan angka biasa dilanjutkan ke cincin B angka yang “beraksen” seperti yang ditunjukkan gambar berikut ini
Dalam Penggolongan senyawa flavonoid pertama tama didasarkan atas telaah sifat – sifat kelarutan dan hasil reaksi-reaksi warnanya, selanjutkan diikuti dengan dilakukan pemeriksaan ekstrak yang telah dihidrolisis dengan metoda kromatografi. Setelah adanya kemajuan teknologi dengan perkembangan instrumen spektroskopi penggolongan flavonnoid didasari atas pergeseran panjang gelombang maksimum 2 pita serapan akibat adanya gugus sinamoil (pita serapan I) dan gugus benzoil (pita serapan II) bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Flavonoid
Glikosida
1.Flavonoid
O-Glikosida
Flavonoid pada umum nya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida dimana pada senyawa ini biasanya satu gugus hidroksil flavonoid (lebih) terikat pada satu gula (lebih) dengan ikatan hemiasetal yang tak tahan asam. Pengaruh glikosida menyebabkan flavonoid menjadi kurang reaktif dan lebih mudah larut dalam air,sifat terakhir memungkinkan penyimpanan flavonoid di dalam sebuah vakuola sel (tempat keberadaan flavonoid) walau pun gugus fungsi hidroksil pada setiap posisi dalam intiflavonoiddapat 6 diglikosilasi, kenyataannya hidroksil pada tempat tertentu mempunyai peluang yang lebih besar untuk terglikosilasi ketimpang tempat-tempat lain, misalnya : 7-OH pada flavon, isoflavon dan dihidroflavon ; 3,7-OH dalam flavonol dan dihidroflavonol dan 3,5-OH dalam antosianidin. Glukosa merupakan gula gula yang paling banyak terikat , galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinosa, kadang-kadang ditemukan alosa, manosa, fruktosa, apiosa dan asam glukuronat dan galakturonat. Disakarida sering juga terikat -Dglukosil-D-glukosa) dll, terkadang terdapat trisakarida maupun tetrasakarida. Oglikosilasi dan metilasi dalam tumbuhan merupakan biosintesis akhir yang dikatalis danb-D-glukosil-D-glukosa) , gentibiosa (6-O-bpada flavonoid misalnya soforosa (2-O- dibiosintesis oleh enzim yang khas. Ada kalanya glikosida mengalami modifikasi lebih lanjut dengan proses asilasi. Glikosida terasilasi ini memiliki satu gugus atau lebih yang berkaitan dengan asam seperti asam asetat, dalam hal ini ikatannya adalah ikatan ester. Asam teresterifikasi secara efektif dengan gula seperti contoh berikut ini :
2.Flavonoid C-glikosida
Atom karbon dari flavonoid bisa juga berikatan langsung dengan gula. maka dalam kasus ini gula terikat pada inti benzena dengan suatu ikatan karbon-karbon yang tahan asam (bila dibandingkan dengan O-glikosida), glikosida ini disebut C-glikosida, ikatan terjadi pada C-6 dan C-8 dalam inti flavonoid. Jenis gula yang terikat lebih sedikit dibandingkan dengan O-glikosida seperti misalnya glukosa (viteksin,orientin) ,ramnosa (violantin) dll. Jenis aglikonnya yang terlihat sangat terbatas biasanya (isoflavon, flavanon dan flavonol) tapi hanya flavon yang sering ditemukan. Sama halnya Oglikosida, C-glikosida juga mengalami modifikasi lebih lanjut yaitu mengalami Oglikosilasi (pada hidroksil gula atau fenol) atau mengalami asilasi ( pada hidroksil gula). Adapun contoh-contoh Flavonoid C-glikosida adalah
Komentar
Posting Komentar